FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengeluhkan aparat pemerintah yang mengakali rakyat. Namun ironisnya, Prabowo tidak menggantikan tokoh pemerintah tersebut.

Pengamat politik Nurmal Idrus menilai hal ini menarik. Apalagi beredar spekulasi ada faktor yang ada pada Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

“Ini persoalan yang menarik untuk disimak,” kata Nurmal kepada keapda fajar.co.id, Selasa (4/11/2025).

Menurut dia, itu adalah gaya Prabowo yang memberikan teguran keras. Baik di tingkat kementerian hingga jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Presiden Prabowo kerap memberikan teguran keras kepada pejabat di berbagai tingkatan, termasuk menteri, kepala daerah, dan direksi BUMN, ujarnya.

“Memastikan tidak ada jabatan yang tidak dapat digantikan, termasuk dirinya,” imbuhnya.

Menurutnya, tak bisa dimungkiri, Prabowo tidak langsung menggantikan sosok yang dimaksud. Karena menjaga stabilitas politik.

Faktor menjaga hubungan baik dan stabilitas politik dengan Presiden Jokowi dan koalisi pendukungnya menjadi salah satu pertimbangan mengapa Presiden Prabowo tidak segera melakukan pergantian besar-besaran, meski sudah menyampaikan aduan, jelasnya.

Hal ini untuk memastikan peralihan kekuasaan dan pelaksanaan program berjalan harmonis, tambahnya.

Di sisi lain, dia mengatakan pengaduan tersebut menunjukkan bahwa Prabowo tidak segan-segan menindak siapa pun yang tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Namun, Prabowo tetap menunjukkan ketegasan, tidak segan-segan mengganti siapa pun yang kinerjanya tidak benar, termasuk menteri, jika teguran tidak diindahkan, tutupnya.
(Arya/Fajar)